Jumat, 05 Juni 2009

Terminator Salvation – Sequal Terminator Terjelek

Arnold Schwarzeneger dan Linda Hamilton adalah ikon dari Terminator. Apa jadinya jika kedua orang tersebut tidak bermain di sequal Terminator yang baru dirilis? Hasilnya film action yang garing habis.

Terminator adalah film action yang menjadi legenda, berapa kali pun kita melihatnya tidak akan bosan dengan aksi-aksi manusia mesin tersebut. Arnold adalah Terminator, Terminator adalah Arnold. Ya seperti Ikon Rambo yang menjadi milik Sylvester Stalonne.

Kegaringan Film dimungkinkan karena sutradara yang berbeda. Terminator 1 dan 2 disutradari oleh James Cameron, Terminator 3 di sutradarai oleh Jonathan Mostow hasilnya masih lumayanlah dibandingkan terminator 4 Salvation yang di sutradarai McG (singkatan apaan tuh saudaranya McD kali ya).

Dari segi cerita, film ini ga jelas jalan ceritanya penuh dengan adegan yang “ujug-ujug” (bahasa Indonesianya paan ya he… yang mendekati “tiba-tiba” kali) membingungkan. Adegan action pun kurang seru dan tidak menegangkan, jauh banget dengan Terminator 1 dan 2. Daripada pulang dengan mengomel mending ga usah nonton di bioskop mending beli DVD bajakannya saja.
Tapi untuk kebaikan kalian semua saya coba menceritakan kembali jalan cerita dari film tersebut, supaya kalian semua bisa tidur pulas, begini ceritanya.

Film ini dimulai dengan cerita di tahun 2003, di mana seorang terpidana mati bernama Marcus, memberikan tubuhnya untuk digunakan sebagai riset sains. Kemudian beralih ke masa depan, di mana John Connor, tokoh sentral dalam serial ini, telah tumbuh dewasa dan ikut dalam sebuah misi untuk merebut informasi dari pihak mesin. John Connor sendiri di mata para pemberontak adalah sang juru selamat, yang diramalkan akan mengakhiri perang antara manusia melawan mesin. Dalam misi tersebut, John menjadi satu-satunya yang selamat setelah seluruh pasukan dibombardir oleh pasukan mesin. Tanpa diketahui John, dalam misi tersebut mereka membangunkan sosok Marcus yang telah dieksekusi 15 tahun yang lalu.

Sementara John kembali ke markas para pemberontak dan mengembangkan senjata yang mereka dapatkan dari misi itu, Marcus tiba di kota Los Angeles yang telah porak poranda setelah dihujani bom nuklir pada saat Judgement Day. Di sana ia bertemu dengan Kyle Reese, ayah dari John Connor, saat masih remaja. Di tengah perjalanan kembali ke markas pemberontak, Kyle ditangkap tentara mesin. Kyle adalah target utama para mesin, karena jika Kyle mati, maka sejarah akan berubah, dan John Connor tidak akan pernah lahir sehingga mungkin Skynet, program utama yang mengontrol seluruh mesin, akan menang.

Di tengah usahanya menyelamatkan Kyle, Marcus bertemu Blair Williams, seorang pilot wanita yang selamat dari serangan para mesin. Bersama-sama mereka menempuh perjalanan kembali ke markas pemberontak. Tapi setelah hampir sampai, Marcus terkena ranjau magnetik yang digunakan untuk melindungi markas. Saat para pemberontak berusaha menyelamatkannya, mereka menemukan fakta mengejutkan, bahwa Marcus ternyata adalah sebuah cyborg, gabungan antara manusia dan mesin. Ternyata riset sains yang dilakukan pada tubuhnya saat akan dieksekusi adalah usaha untuk mengubah dirinya menjadi cyborg.

John Connor yang merasa Marcus adalah musuh berbahaya, menahan dirinya. Tapi Blair menyelamatkannya karena ikatan batin yang terbentuk saat mereka melakukan perjalanan bersama. John yang hampir menangkap kembali Marcus, dipaksa untuk bernegosiasi. Marcus mengatakan dirinya sanggup menyelamatkan Kyle dan tawanan lain di markas Skynet, karena dia adalah sebuah mesin. John setuju untuk menjalankan misi penyelamatan sebelum Pusat Komando para pemberontak melakukan serangan besar-besaran kepada Skynet.

Dengan bantuan Marcus yang berhasil menyusup, John berhasil masuk ke markas Skynet. Tapi di saat John sibuk mencari Kyle, Marcus menyadari bahwa selama ini dirinya telah dimanfaatkan oleh Skynet. Ia berhasil membawa John Connor, musuh terbesar Skynet untuk datang sendiri kepada mereka. Merasa marah karena diperalat, Marcus akhirnya datang menolong John untuk membebaskan Kyle. Saat itulah muncul sang ikon Terminator, Arnlod Schwarzenegger, yang merupakan robot paling mutakhir Skynet, T-800, menyerang John & Marcus.

Setelah hampir saja mati, John, Marcus & Kyle berhasil meledakkan markas Skynet & melarikan diri. Sayang, jantung John tertusuk dan nyawanya hampir tidak bisa diselamatkan. Marcus akhirnya bersedia memberikan jantungnya, satu-satunya organ manusia yang tersisa dalam dirinya kepada John agar ia bisa hidup dan memimpin pemberontakan. (Ih sok berperike-robot-an neh, tapi adegannya garing banget ga berkesan, ga seperti Arnold yang menangis bergelantungan di rantai karena akan berpisah dengan Linda Hamilton dan Edward Furlong terus dia menceburkan diri ke lautan timah yang membara, itu baru bagus). (J)

Kamis, 04 Juni 2009

Petites Histoires.com


Nonton pertunjukan Tari Hip Hop dari Perancis sangat mengasyikkan. Sudah untuk ketiga kali saya menyempatkan diri untuk menikmatinya, apalagi Perancis dikenal sebagai sentra budaya di Eropa. Segala sesuatu yang berbau Perancis selalu indah untuk dinikmati. Pertunjukan ini berdasarkan agenda Printemps Français perayaan seni menjelang musim semi di Perancis.

Seperti biasa Graha Bhakti Budaya Selasa, 2 Juni 2009 malam dipenuhi oleh berbagai kalangan dan sebagian penonton adalah warga Perancis yang tinggal, belajar dan berkerja di Indonesia.

Pentas bertajuk "Petites histoires.com,” ini memukau penonton karena menggabungkan seni teater, seni akrobatik berikut dengan gerakan-gerakan lucu badut-badutnya, seni pantomim, breakdance dan sesekali terlihat gerakan-gerakan seni beladiri Brasil Capoeira.

Kader Attou penari, koreografer dan direktur Pusat Koreografi Nasional La Rochelle tidak pernah ragu untuk membuat suatu inovasi segar dalam dunia tari hip hop. ”Saya senang memiliki kemampuan untuk bercerita dalam waktu yang sangat singkat, menghapus segala sesuatu yang tidak penting, menampilkan esensinya dan membuat kejutan.” kata Kader Attou

Pentas tari hip hop yang dimainkan lima penari dari kelompok Cie Accrorap (seni budaya) Prancis itu dibuka dengan penampilan empat dari lima penari yang berdiri bak patung. Lampu gelap hanya suara bunyi mobil-mobilan berkadap kedip warna merah yang berjalan di atas panggung. Seorang di antaranya memulai aksi dengan menggerakkan tubuhnya, dari gerakan yang sangat ringan, yakni melihat ke depan, ke atas, dan ke samping. Kemudian tangannya juga mulai bergerak, diikuti gerakan tubuhnya. Pria itu kemudian memainkan balon dengan gerakan kedua tangannya seolah-olah akan diterbangkan oleh balon itu. Ia memainkan balon seolah-olah sebagai kaca untuk bercermin.

Beberapa kali ia memainkan balon sambil mencandai temannya dengan gerakan memukulkan ke kepala temannya. Gerakan-gerakan teatrikal yang dimainkan kedua penari itu mulai mengundang tawa penonton. Gerakan berikutnya, penari pertama dan kedua tersebut memainkan serpihan kapas yang diterbangkan ke udara dan ditangkap menggunakan wajah maupun tangan. Sambil melakukan gerakan-gerakan itu keduanya memainkan serpihan kapas (bulu ayam) selama beberapa menit dan berusaha mempertahankannya agar tidak jatuh ke lantai.

Kemeriahan bertambah ketika seorang lagi penari masuk arena. Mereka berlima melakukan gerakan akrobatik, mulai dari berlari, melompat, berguling di lantai, serta salah seorang penari diangkat oleh keempat temannya. Gerakan berikutnya makin dinamis dan kreatif. Para penari melakukan gerakan-gerakan kombinasi meliputi gerakan pantomim, akrobat, dan "break dance". Para penari juga menampilkan gerakan pantomim yang diam membisu tapi memancing gelak tawa. Di bagian lain melakukan monolog atau beretorika dengan menggunakan kalimat-kalimat kocak, sehingga penonton menjadi tertawa.

Untuk improvisasi suasana, kelima penari menampilkan sebuah bangku sebagai media untuk gerakan tarinya. Mereka melakukan gerakan-gerakan akrobasi di atas bangku, seperti melompat di atas tubuh salah seorang atau dua orang temannya. Alat lain yang digunakan sebagai media gerakan tari adalah mainan berbentuk capung yang digerakkan dengan "remote control". Seorang penari melakukan gerakan kocak yang seolah-olah berdialog dengan boneka capung tersebut. Dan yang paling seru adalah tari ayam, seorang penari menari dengan gerakan-gerakan menirukan ayam, lucu abis. Dua adegan ini menjadi adegan yang bagus dan paling saya sukai.

Pertunjukan berlangsung sekitar dua jam, kelima penari yang terdiri atas Kader Attou, Eric Mezino, Mourad Merzouki, Caoki Said, dan Gilles Rondot itu terus bergerak dinamis dan variatif dengan ilustrasi musik akordeon.

Pertunjukan sarat kreativitas ini membuktikan bahwa tari hip hop memang dapat dikaitkan dengan tari kontemporer serta berbagai disiplin seni lainnya sehingga menghasilkan percampuran yang sangat cerdas, sekaligus kuat dan lucu.
"Tari yang dimainkan Kader Attou ini juga mendapat sambutan hangat ketika ditampilkan di Festival Suresnes Cites Danse Perancis," jadi berbahagialah saya yang bisa menontonnya tanpa harus ke Perancis.

Pertunjukan diakhiri dengan Jam Session dimana penonton dari Indonesia naik ke panggung dan memamerkan kebolehannya menari Hip Hop dan Breakdance wah jadi ingat waktu breakdance dulu mewabah di Indonesia. (J)