Kamis, 04 Juni 2009

Petites Histoires.com


Nonton pertunjukan Tari Hip Hop dari Perancis sangat mengasyikkan. Sudah untuk ketiga kali saya menyempatkan diri untuk menikmatinya, apalagi Perancis dikenal sebagai sentra budaya di Eropa. Segala sesuatu yang berbau Perancis selalu indah untuk dinikmati. Pertunjukan ini berdasarkan agenda Printemps Français perayaan seni menjelang musim semi di Perancis.

Seperti biasa Graha Bhakti Budaya Selasa, 2 Juni 2009 malam dipenuhi oleh berbagai kalangan dan sebagian penonton adalah warga Perancis yang tinggal, belajar dan berkerja di Indonesia.

Pentas bertajuk "Petites histoires.com,” ini memukau penonton karena menggabungkan seni teater, seni akrobatik berikut dengan gerakan-gerakan lucu badut-badutnya, seni pantomim, breakdance dan sesekali terlihat gerakan-gerakan seni beladiri Brasil Capoeira.

Kader Attou penari, koreografer dan direktur Pusat Koreografi Nasional La Rochelle tidak pernah ragu untuk membuat suatu inovasi segar dalam dunia tari hip hop. ”Saya senang memiliki kemampuan untuk bercerita dalam waktu yang sangat singkat, menghapus segala sesuatu yang tidak penting, menampilkan esensinya dan membuat kejutan.” kata Kader Attou

Pentas tari hip hop yang dimainkan lima penari dari kelompok Cie Accrorap (seni budaya) Prancis itu dibuka dengan penampilan empat dari lima penari yang berdiri bak patung. Lampu gelap hanya suara bunyi mobil-mobilan berkadap kedip warna merah yang berjalan di atas panggung. Seorang di antaranya memulai aksi dengan menggerakkan tubuhnya, dari gerakan yang sangat ringan, yakni melihat ke depan, ke atas, dan ke samping. Kemudian tangannya juga mulai bergerak, diikuti gerakan tubuhnya. Pria itu kemudian memainkan balon dengan gerakan kedua tangannya seolah-olah akan diterbangkan oleh balon itu. Ia memainkan balon seolah-olah sebagai kaca untuk bercermin.

Beberapa kali ia memainkan balon sambil mencandai temannya dengan gerakan memukulkan ke kepala temannya. Gerakan-gerakan teatrikal yang dimainkan kedua penari itu mulai mengundang tawa penonton. Gerakan berikutnya, penari pertama dan kedua tersebut memainkan serpihan kapas yang diterbangkan ke udara dan ditangkap menggunakan wajah maupun tangan. Sambil melakukan gerakan-gerakan itu keduanya memainkan serpihan kapas (bulu ayam) selama beberapa menit dan berusaha mempertahankannya agar tidak jatuh ke lantai.

Kemeriahan bertambah ketika seorang lagi penari masuk arena. Mereka berlima melakukan gerakan akrobatik, mulai dari berlari, melompat, berguling di lantai, serta salah seorang penari diangkat oleh keempat temannya. Gerakan berikutnya makin dinamis dan kreatif. Para penari melakukan gerakan-gerakan kombinasi meliputi gerakan pantomim, akrobat, dan "break dance". Para penari juga menampilkan gerakan pantomim yang diam membisu tapi memancing gelak tawa. Di bagian lain melakukan monolog atau beretorika dengan menggunakan kalimat-kalimat kocak, sehingga penonton menjadi tertawa.

Untuk improvisasi suasana, kelima penari menampilkan sebuah bangku sebagai media untuk gerakan tarinya. Mereka melakukan gerakan-gerakan akrobasi di atas bangku, seperti melompat di atas tubuh salah seorang atau dua orang temannya. Alat lain yang digunakan sebagai media gerakan tari adalah mainan berbentuk capung yang digerakkan dengan "remote control". Seorang penari melakukan gerakan kocak yang seolah-olah berdialog dengan boneka capung tersebut. Dan yang paling seru adalah tari ayam, seorang penari menari dengan gerakan-gerakan menirukan ayam, lucu abis. Dua adegan ini menjadi adegan yang bagus dan paling saya sukai.

Pertunjukan berlangsung sekitar dua jam, kelima penari yang terdiri atas Kader Attou, Eric Mezino, Mourad Merzouki, Caoki Said, dan Gilles Rondot itu terus bergerak dinamis dan variatif dengan ilustrasi musik akordeon.

Pertunjukan sarat kreativitas ini membuktikan bahwa tari hip hop memang dapat dikaitkan dengan tari kontemporer serta berbagai disiplin seni lainnya sehingga menghasilkan percampuran yang sangat cerdas, sekaligus kuat dan lucu.
"Tari yang dimainkan Kader Attou ini juga mendapat sambutan hangat ketika ditampilkan di Festival Suresnes Cites Danse Perancis," jadi berbahagialah saya yang bisa menontonnya tanpa harus ke Perancis.

Pertunjukan diakhiri dengan Jam Session dimana penonton dari Indonesia naik ke panggung dan memamerkan kebolehannya menari Hip Hop dan Breakdance wah jadi ingat waktu breakdance dulu mewabah di Indonesia. (J)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar