Selasa, 25 Agustus 2009

Bandung – Pangandaran, Capek Tapi Menyenangkan


Jalan-jalan, siapa sih yang tidak suka! Terlebih bersama dengan rekan-rekan yang sudah bagaikan keluarga besar, tambah mengasyikkan lagi. Apa enaknya sih, berdiam diri di rumah! Disamping membosankan juga membuat kita malas berpikir. Dalam perjalanan ada banyak inspirasi yang bisa kita ambil, baik melalui alam yang kita lihat ataupun perbincangan dengan teman-teman.

Perjalanan ini bermula dari keinginan untuk rekreasi bersama-sama dengan rekan-rekan GSM, maka usulan saya lontarkan dan gayung pun bersambut. Mulailah kita mendata GSM yang akan ikut. Karena segala sesuatu di tanggung sendiri, maka guna meringankan beban ongkos agar tidak memberatkan, dimulailah menabung 50 ribu tiap bulan ke Mbak Yem yang murah senyum ini. Mbak Yem pulalah yang akhirnya menjadi bendaharanya.

Tak terasa sudah lima bulan. Berarti tabungan kita di mbak Yem baru terkumpul 250 ribu, yah lumayan. Rencananya kita pergi tanggal 18-20 Juli 2009. Awal juni kita mulai menghitung biaya-biaya antara lain: sewa mobil, sewa hotel dan makan sehari-hari. Dan mulailah kita berbagi tugas. Saya mencari sewaan mobil dan Eka mencari hotel. Ternyata mencari hotel di Pangandaran di saat-saat libur panjang susah sekali dan kebanyakan sudah penuh di pesan. Kalaupun dapat naiknya hampir seratus persen atau dua kali lipat. Akhirnya diputuskan untuk menginap di Bandung, menyewa sebuah Villa di Villa Istana Bunga, Lembang Bandung. Sewa mobil pun sudah didapat dengan memakai mobil Pak Yosef dan Puji Tuhan, Sambi mendapat mobil baru dari kantornya. Jadi sekalian mengetes mesin mobil dan menambah jam terbang Sambi mengendari mobil.

Hari-hari yang ditunggu pun tiba, rencana keberangkatan hampir saja di tunda karena ada Bom di Hotel Marriot dan Ritz Carlton. Untung kita saling menguatkan dan saling mendoakan dan menjauhkan diri dari ketakutan-ketakutan, karena kita percaya Tuhan menyertai kita, Amin. saya menjadi orang pertama yang datang di GKI Delima karena dah janjian sama Eka tuk makan dulu di Bakmi Lily yang terkenal itu. Menunggu lama ga datang-datang juga dan ga enak karena di gereja ada Doa Pagi, akhirnya saya putuskan untuk makan duluan. Setelah makan dan kembali ke gereja satu persatu rekan-rekan datang, Ci Pris, Pak Yosef, Eka, Sherry, Maria, Fariana, Sambi, dan selalu menjadi yang terakhir Mbak Yem.

Hari Sabtu, 18 Juli 2009, Pk. 08.00 kami pun berangkat tak lupa berdoa memohon pimpinan Tuhan. Ci Pris, Maryam, Fariana ikut di mobil Pak Yosef, sementara Eka, Sherry dan Maria di mobil Sambi. Perjalanan ke Bandung pun relatif lancar, tidak seperti yang ditakutkan. Sesampai di pintu tol Pasteur mobil langsung menuju ke Jl. Martadinata (Jl. Riau) tempat mangkalnya berbagai Factory Outlet (FO). Kalau dah dilepas di FO, udah deh pada lupa. Tak lupa cuci mata... he... di Renariti kami terbentur pada sosok gadis penjaga Kaos-kaos khas Bandung (semacam Dagadu), wajahnya ayu, rambut bak mayang terurai, tatapan tajam menghujam, senyumnya manis meruntuhkan pagar tembok he... dimulai melihat kaos, berbasa-basi bercanda, lalu berkenalan. Duaarrrr namanya Wulan, bagai rembulan yang bersinar terang di purnama malam... dan sohibku Eka selalu deh ngompori... di Renariti saya membeli kaos milik Wulan... upsh kaos yang di pajang dan di tunggui Wulan dan membeli kacamata yang ternyata di taksir juga sama Mbak Yem... wah ternyata punya insting memilih barang yang bagus juga nih walau harganya murah... dilanjutkan makan di daerah Jl. Riau dengan makan nasi dan ayam, cuma rasanya kurang enak.

Setelah puas, belanja dan kuliner kami langsung menuju ke Villa Istana Bunga, Lembang. Villa ini terletak tidak jauh dari Kampung Daun yang terkenal itu. Dalam perjalanan ke Villa kami disuguhi bentangan dedaunan hijau dan bunga-bunga yang bermekaran, beranekawarna menyejukkan mata. Tanaman hias, bunga, buah-buahan yang tanam di dalam pot banyak dijual di sepanjang jalan menuju Villa. Tak terasa mobil kami sudah memasuki gerbang Villa dan sampailah kami di Villa Husen tempat kami menginap. Villa ini dikelilingi oleh Villa-villa lain yang sangat indah dan di sewa juga oleh rombongan-rombongan lain. Sejauh mata memandang di depan kami disuguhi alam yang begitu hijau, jauh diatas sana bukit-bukit dan gunung-gunung saling menyapa dan memuji kemuliaan pencipta-Nya. Mentari tersenyum malu di balik pohon dan bukit-bukit. Dan kami pun ber foto memakan matahari, hasilnya bagus juga.

Setelah istirahat sejenak, membersihkan diri malam ini kami akan wisata kuliner yakni mencari sate kelinci, di jalan Lembang Km 13 kami menemukan warung sate kelinci pak Rusli, dan tak lupa ditemenin minuman khas Bandung, bandrek. Panas dan menyegarkan, Sate Kelinci buatan Pak Rusli ternyata enak juga, mak nyoss rasanya.

Malam yang dingin kami ngobrol-ngobrol sambil nonton teve, capek kami pun menuju kamar masing-masing dan terdengarlah paduan suara ngorok dari kamar sebelah.

Kira-kira jam 04.00 pagi kami semua sudah bangun, karena jam 05.00 kami harus berangkat ke Pangandaran. Duh GSM Delima ternyata komitmen untuk bangun paginya besar juga, perjuangan awal baru dimulai. Dari Bandung ke Pangandaran dibutuhkan waktu 6 jam perjalanan. Jika kami berangkat jam 05.00 pagi maka sampai di Pangandaran jam 11.00 siang. Tujuan kami adalah pantai Pangandaran dan yang utama adalah Green Canyon yang terkenal itu.

Kami berjalan beriringan dan ternyata benar jam 11.00 kami sudah memasuki daerah Pangandaran. Jarak dari Pangandaran ke Green Canyon yang terletak di Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Ciamis, sekitar 30 km. Waktu tempuh dengan mobil kira-kira sekitar satu jam an jika tidak macet. Hati sudah berbunga-bunga bakal mencapai cita-cita yang selama ini ada dalam bayangan, Green Canyon kami dataaaangggg. Dan ketika memasuki tempat parkir di dekat dermaga kami disambut oleh kemacetan karena bus-bus pariwisata dan mobil-mobil yang bertumpuk. Dalam hati terpikir, wah pasti lama neh nanti ngantri perahunya, dan betapa kecewanya kami, ketika sampai di depan loket, karcis sudah habis... langsung lemes, ibarat perjalanan panjang menuju ke sorga ketika sampai di pintu sorga ternyata pintu sorga sudah ditutup... dan harus menunggu perjalanan lain lagi untuk mencapainya. Kegagalan ini sebagai pengalaman untuk perjalanan selanjutnya. Bagi teman-teman perjalanan ini mungkin yang terakhir, karena kapok dan tidak akan mengunjungi Green Canyon lagi. Tapi bagi saya rasa penasaran itu justru semakin membuncah, ibarat pendaki gunung sebelum mencapai puncak pantang surut ke belakang. Dan saya akan menaklukkan Green Canyon lain waktu. Akhirnya kami hanya mengekpresikan kekecewaan kami dengan berfoto di tepi sungai yang berwarna hijau, kami hanya bisa melihat green nya tidak melihat canyon nya.

Untuk mengobati rasa kecewa, kami memutuskan untuk ke Pantai Hiu yang terletak tidak jauh dari Pangandaran. Pantainya indah, biru dengan karang di tepian pantai. Di seberang nampak pulau Nusakambangan. Kami memuaskan diri dengan berfoto-foto menunjukkan ke narsisan kami. Karena keasyikan berfoto, makan siang kami jadi tertunda. Kami akhirnya makan siang dengan nasi goreng di Cimenyan. Nasi gorengnya enak juga.

Pulang ke Bandung nya menjadi perjalanan yang melelahkan karena macet di Nagrek. Kami sampai di Villa kira-kira jam setengah dua belas malam. Langsung tidur karena capek dan penatnya minta ampun. Hari terakhir di isi dengan belanja-belanja di FO dan oleh-oleh lagi dan lagi.... perjalanan yang melelahkan tapi menyenangkan juga. Ayo kawan-kawan kita jalan-jalan kemana lagi neh? (J)

2 komentar:

  1. Kami akhirnya makan siang dengan nasi goreng di Cimenyan. Nasi gorengnya enak juga.


    Memang beberapa hari ini aku stiap makan dak pernah Seger..., rasanya cuma Uuueenak dan UUeeenak banget...he...he....

    BalasHapus
  2. He... itu mah karena laper jadi makannya jadi ueeenaaakkk dan sueeegerrrr he...

    BalasHapus