Jumat, 29 Januari 2010

Naik Kereta Api Tut... Tut... Tut...


Naik kereta menjadi sarana yang nyaman untuk pulang kampung dibandingkan dengan bus, saya sengaja tak membandingkan dengan pesawat karena jarang menggunakan jasa angkutan tersebut. Naik kereta dari yang kelas ekonomi, bisnis sampai eksekutif pernah saya jalani. Masing-masing kereta memiliki keunikan tersendiri.

Naik Kereta Kelas ekonomi, karena harga tiketnya yang murah menjadi sarana angkutan yang paling diminati. Di dalam kereta berjubel semua jenis manusia dengan segala aromanya. Dalam perjalanan anda tidak boleh merasa terganggu dengan genjrengan para pengamen yang datang silih berganti dan kadang membangunkan anda yang pura-pura tidur karena tidak ingin memberikan uang receh. Karena tempat duduk saling berhadapan membuat antar penumpang tidak ada jarak, kita bisa saling menyapa dan beramah-tamah bahkan jika diperlukan saling bertukar dan berbagi makanan.

Pedagang minuman, rokok dan aneka jenis makanan akan datang hilir mudik dan berteriak-teriak menawarkan dagangannya. Jika anda gerah dan kepanasan tinggal beli kipas dari anyaman bambu langsung kibaskan ke kiri ke kanan, maka hembusan angin surga akan menyejukkan tubuh anda. Jika malam tiba manusia dengan berbagai macam karakter itu akan tergeletak di lantai-lantai kereta dengan hanya beralaskan koran, namun tak mengurangi nyamannya mereka merenda mimpi, seolah lantai kereta dan goncangannya adalah ayunan yang meninabobokan dan gesekan roda kereta dengan rel adalah musik-musik penghantar tidur. Kenyamanan dan mimpi mereka mungkin sama indahnya dengan mereka-mereka yang tidur di hotel-hotel mewah dengan segala fasilitas.

Jangan kaget kereta ini adalah kereta yang penuh kesantunan, selalu mengalah dan memberikan jalan serta mempersilahkan kereta-kereta yang kelasnya lebih tinggi (eksekutif dan bisnis) untuk mendahuluinya. Ibarat pejabat penting yang akan lewat, maka rakyat kecil harus minggir dahulu dan membiarkan kendaraan pejabat lewat, itulah yang terjadi dengan kereta ekonomi, selalu harus mengalah dan dikalahkan karena membayar lebih murah dari kereta yang lain. Berangkat lebih dulu dan sampai di stasiun tujuan belakangan. Pelan-pelan yang penting sampai ke tujuan.

Kereta kelas Bisnis agak lebih nyaman sedikit daripada kelas ekonomi, tempat duduknya lebih empuk dan hanya di duduki oleh dua orang dan ada kipas anginnya. Pedagang tidak terlalu hiruk pikuk, hanya kalau berhenti di stasiun, maka keramaian penjual akan menyergap saling bersahut-sahutan menawarkan dagangannya.

Kereta eksekutif memiliki kenyamanan layaknya naik pesawat, bahkan lebih nyaman jika dibandingkan naik pesawat Air Asia. Karena tempat duduknya lebih longgar antara kursi satu dengan lainnya. Ketika akan naik anda akan disambut di depan pintu oleh pramugari yang cantik serta ramah. Di dalam kereta anda akan merasakan dinginnya AC. Di belakang atau di depan tempat duduk ada televisi yang akan memutar lagu-lagu masa kini dan film-film barat. Kenyamanan lain adalah anda akan mendapatkan selimut dan bantal jika naik di malam hari. Beberapa tahun yang lalu bahkan mendapatkan roti dan minuman gratis – sekarang tidak lagi. Kalau di kereta ekonomi dan bisnis bisa merasakan keramahtamahan penumpang di kereta ekse lebih individualis, susah bertegur sapa jika kita tidak memulai pembicaraan. Hati-hati jika membawa laptop, sebab seringkali ada pencuri-pencuri bergentayangan mengincar laptop anda di saat anda nyaman dalam tidur.

Naik kereta ternyata bisa menunjukkan budaya masyarakat di sekitar kita. Kereta ekonomi dan bisnis menunjukkan masyarakat bawah yang masih ramah dalam bertegur sapa, tidak segan memberi walau bekal mereka hanya cukup untuk diri sendiri. Kereta ekse lebih ekslusif dan lebih mementingkan diri sendiri, sulit bertegur sapa dan asyik dengan dirinya sendiri. Yang terpenting dalam sebuah perjalanan adalah nikmatilah perjalanan apapun jenis keretanya, maka segala sesuatu akan menjadi indah dan menyenangkan. Nah sekali-kali cobalah merasakan naik ketiga jenis kereta tersebut dan rasakan perbedaannya. Naik kereta api tut... tut... tut... siapa hendak turut.(J)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar