Senin, 05 Juli 2010

Karang Bolong di Carita, Bagai Secuil Pandora Negeri Imajinatif Di Film Avatar



Saat menonton film Avatar, mata kita dimanjakan oleh pemandangan sangat menakjubkan dari negeri yang bernama Pandora, tempat tinggal yang indah nan asri penuh dengan pohon-pohon besar menjulang ke langit, sulur-sulur dari dahannya menjuntai, sebagai tempat yang asyik untuk bergelayutan dari satu pohon ke pohon lainnya. Dahannya yang besar-besar membuat para anak-anak suku Na'vi bisa berlarian di atasnya, tempat yang sangat menyenangkan untuk bermain. Sebuah hutan nan subur yang penuh dengan berbagai macam makhluk hidup. Pandora juga rumah bagi suku Na’vi, makhluk yang mirip manusia dengan kehidupan primitif serta memiliki kemampuan seperti manusia, hanya saja mereka bertubuh besar, berwarna biru dan memiliki ekor.

Pemandangan seperti itulah yang terekam dalam benak saya, ketika touring ke Karang Bolong di Carita.

Saya sudah sering melewati Karang Bolong di Carita, tetapi tak pernah terpikir sedikitpun untuk mampir, karena saya pikir tempatnya sempit dan tidak menarik. Karang Bolong terletak tidak jauh dari kota Serang hanya sekitar 50 Km atau 140 Km dari kota Jakarta.

Sepintas pantai Karang Bolong memang biasa saja, hanya sebuah lengkungan atau lubang besar batu karang di tepi pantai. Yang membuatnya berbeda adalah ketika mendekat dan melihat ornamen abstrak di dinding karang. Akar-akar pohon beringin yang membelit karang, bagaikan intalasi karya seniman ternama dunia. Surealis, menyeramkan sekaligus menarik, bagai tempat kaum pertapa yang ingin mendapatkan pencerahan.

Menurut mitos warga sekitar, karangbolong dulunya bernama Karang Suraga. Konon, ratusan tahun yang lalu di pantai itu hidup seorang sakti bernama Suryadilaga yang bertapa hingga akhir hayatnya. Meskipun jasadnya sudah mati, tetapi secara gaib orang sakti itu masih hidup dan bermukim di sana. Namanya mitos, boleh dipercaya, boleh tidak.

Cerita yang lebih ilmiah, Karangbolong kemungkinan terjadi akibat letusan Krakatau pada 1883. Bisa dibayangkan dasyatnya kekuatan tsunami yang terjadi akibat letusan Krakatau hingga mampu menghancurkan karang menjadi berlubang besar seperti itu.

Disamping ornamen dinding karangnya eksotis, yang menganggumkan dari Karang Bolong adalah pohon yang menyatu dengan karang. Keduanya bagai sepasang kekasih yang berpelukan tak ingin dipisahkan, sang pohon menyangga karang dengan penuh kasih sayang, sang karangpun tertidur lelap dalam pelukan sang pohon. Untuk menaiki karang dibuat tangga-tangga hingga ke puncak. Menaikinya dibutuhkan nyali karena tingginya, saat melihat ke bawah, wow! indah sekaligus menyeramkan, takut bila jatuh ke bawah. Dalam perjalanan inilah kami mencoba mengabadikan indahnya dahan-dahan yang melingkupi jalan sempit tersebut. Amazing banget. Bagai tempat para suku Na’vi yang sedang bermain-main dan berkejar-kejaran di atas pohon yang besar dan tinggi. Di atas dahannya Jake dan si jelita Neytiri sedang memadu kasih.

Masuk ke Karang Bolong, hanya membayar tiket Rp. 5000.- murah bukan! Hanya ada satu hal yang tidak menyenangkan, jalannya tidak pernah berubah, banyak berlubang sepanjang perjalanan dan harus melewati daerah industri Cilegon yang sangat tidak enak untuk di lihat pemandangannya. Gunung yang tinggal separo karena explorasi bahan tambang dan kegersangan di sana-sini. (J)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar