Senin, 27 Februari 2012

Persiapan dan Perencanaan ke Pulau Derawan

Selama ini, kita hanya mengenal Bali sebagai barometer pariwisata di Indonesia. Padahal ada banyak destinasi wisata di Indonesia, salah satunya adalah Kepulauan Derawan yang justru lebih menawan daripada pantai-pantai di Bali.

Pulau Derawan, bagi kita yang tidak menyukai wisata laut terdengar asing. Bahkan banyak yang bertanya “Dimana Derawan itu?” ada yang bernada sinis dan lebih membanggakan wisata ke luar negeri daripada pergi jauh-jauh ke Derawan. Derawan adalah sebuah kecamatan yang masuk wilayah kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Luasnya hanya 44,6 hektar, butuh sepuluh menitan untuk mengelilingi pulau dengan menggunakan banana boat. Sebelum bercerita lebih jauh tentang keindahan pulau derawan, mari ikuti catatan perjalanan saya.

Puas explore ke Karimunjawa. Kami ber delapan belas teman-teman yang pergi ke Karimunjawa pada 26-29 Juni 2011, membentuk komunitas backpacker di blackberry messenger (Bbm). Dari hasil diskusi di Bbm kami menyepakati untuk pergi ke Pulau Derawan di Kalimantan Timur. Browsing di internet dan mencari travel agent pun dilakukan. Di jaman canggih seperti sekarang, rapat tidak harus di gelar dengan bertatap muka, melalui Bbm informasi dan diskusi dilaksanakan.

Setelah bernegosiasi dengan beberapa travel akhirnya mas Bayu, pemilik cekeran manajemen yang memfasilitasi perjalanan ke Karimun menyanggupi untuk memfasilitasi perjalanan ke Derawan dengan biaya yang sama. Dibuatlah itinerary dan mulai disebarkan. Minimal harus mencapai lima belas orang yang harus ikut. Mulailah dibuat tugas, Yuli berpromosi kepada teman-temannya, saya berpromosi kepada teman-teman saya dan mas Koes tidak ketinggalan mendapat tugas yang sama.

Saya baru mendapatkan empat orang, Yuli mendapatkan enam orang tapi dua orang bule yang berencana ikut tidak jadi, karena harus pulang ke negaranya. Mas Koes baru mendapat dua orang. Jadi total baru sepuluh orang. Jiaaahhhh.... harus banyak berpromosi nih. saya pun menggeber promosi melalui facebook dengan gambar gambar eksotis keindahan ke empat pulau utama di Derawan, dengan ciri khas dan keunikan nya masing-masing. Hasilnya lumayan juga. akhirnya rombongan grup saya berjumlah sembilan orang, Yuli tetap di empat orang. Mas Koes temennya tidak jadi ikut, Total empat belas orang. Upsh... kurang satu. Kabar gembiranya Mas Bayu ternyata bisa mendapatkan empat orang, jadi total delapan belas orang, sudah melebihi kuota... horeee... kamipun bersorak... jadi nih jalan jalan ke Derawan.

Mulailah kami berburu tiket Jakarta-Tarakan-Jakarta. Ternyata penerbangan ke Tarakan harus Transit di Balikpapan. Sambi salah satu peserta, bergerak cepat memesan tiket selagi murah.

Karena banyak teman-teman yang baru ikut backpackeran, seminggu sebelum keberangkatan saya email ke teman-teman mengenai apa saja yang harus dipersiapkan. Dan menanyakan ke masing-masing perihal keberangkatan ke Bandara Soekarno Hatta.

Hari kamis, 29 Desember 2011 adalah tanggal keberangkatan ke Derawan. Saya, Ci Pris dan Tante Ester berangkat bersama di antar Pak Simbarsono. Maryam bersama dengan Myra. Sambi dengan Linda. Nartin dan Mia berangkat sendiri dari rumah masing-masing. Kami bertemu di Terminal I Bandara Soetta untuk Check In. Pagi-pagi berangkat, membuat saya belum sempat sarapan dan enaknya pergi bersama cewek-cewek selalu siap dengan makanan yang berlimpah, asyiiiik.

Pesawat Sriwijaya Air harusnya berangkat jam 6.10. Tapi delay hingga setengah jam. Sementara rombongan Yuli yang menggunakan maskapai Lion Air justru telah berangkat duluan. Pesawat SJ 160 akhirnya terbang membawa kami ke Tarakan.

Liburan tahun baru, biasanya saya menghabiskan waktu di kampung untuk menemani bunda yang sudah sepuh. Masih kangen sama bunda, tapi terpaksa meninggalkannya karena sudah terjadwal. Maaf ya Bun, hanya menemani lima hari, yang penting sudah bisa merayakan Natal dengan Bunda. Miss u mom!

Lamunan saya tersentak, ketika melihat pramugari membagikan snack kepada penumpang. Dua macam kue yang enak, buat pengganjal perut yang masih lapar.

Awan awan putih bak kapas bergerombol, bermain-main dalam dunianya sendiri. Mereka saling menyapa. Ditaburi sinar mentari, awan-awan putih itu bagai para malaikat menyanyikan gita. Mereka tak tahu, saya mengintip dan menikmati nyanyian alam yang terbentang di bawah sana.

Kembali keasyikan kami terganggu ketika pesawat memasuki kumpulan awan yang membuat pesawat tergoncang kecil, bagai mobil terjebak dalam kubangan, bergoncang sebentar. Goncangan kecil itu sudah cukup membuat manusia memanjatkan doa yang tiada henti. Ah manusia! Kepasrahan atau kah ketakutan menghadapi sang maut? Semua orang selalu mendekatkan diri kepada Tuhannya jika ada goncangan-goncangan kecil dalam hidupnya. Kemudian melupakan-Nya jika kesenangan menghampiri.

Memasuki udara Borneo, kami kembali disuguhi pemandangan alam yang luar biasa indahnya. Nyanyian alam yang mengagungkan asma-Nya. Hijau pepohonan bagai karpet menyambut kedatangan kami, biru tosca lautan, putih kapas awan dan birunya cakrawala terekam jelas di balik jendela pesawatku.

Rumah-rumah hunian tersebar hanya di tempat-tempat tertentu. Pesawat makin turun ke bawah, dan ada pengumuman bahwa pesawat akan segera mendarat di Bandara Sepinggan, Balikpapan. Dua setengah jam perjalanan. Akhirnya, kami menginjakkan kaki di pulau Kalimantan. Upsh... belum! kami diharuskan tetap di dalam pesawat, tidak diperbolehkan turun. Ternyata pesawat yang sama, yang akan membawa kami ke Bandara Juwata, Tarakan. Hanya seperempat jam di dalam, pesawat sudah terbang kembali menuju Tarakan. Dibutuhkan waktu 45 menit untuk mencapai Tarakan. tapi rasanya tak cukup untuk menceritakan keindahan alam Borneo dari balik jendela pesawat yang kami tumpangi.

Akhirnya kami benar-benar menginjakkan kaki di pulau Kalimantan. Cita-cita bisa menginjakkan kaki di pulau-pulau terbesar di Indonesia satu per satu menjadi kenyataan. Jawa, Sumatra, Kalimantan dan berikutnya Sulawesi dan Papua. Mudah-mudahan dikabulkan Tuhan.

Kami berjalan beriringan menuju pintu keluar. Tak lupa mengabadikan momen-momen selama di Bandara Juwata, Tarakan.

Mas Bayu melalui pesan Bbm akan menjemput sekitar jam satuan. Ternyata rombongan kami, bukan yang pertama sampai di Bandara Juwata, Mas Koes dan Lucky sudah sampai terlebih dulu, sedang menikmati kopi di sebuah warung di teras depan Bandara Juwata. Sementara rombongan Yuli malah belum sampai. Padahal pesawatnya berangkat terlebih dulu. Kami keluar dari ruang kedatangan dan mendapati Mas Koes mojok di warung dengan secangkir kopinya. Sambil menunggu jemputan mas Bayu, anak-anak cewek melihat-lihat toko suvenir di salah satu toko yang ada di sekitar bandara. Tidak menunggu lama mas bayu pun datang. kami saling bersalaman dan memperkenalkan rombongan. Kami di arahkan untuk menunggu di dalam bus pemda Tarakan yang di sewa. Udara sejuk AC bus menyapa kami, segarnya.

Melalui Bbm, Yuli mengabarkan bahwa pesawat masih transit di Bandara Sepinggan, Balikpapan. Jadi masih 45 menitan lagi menunggu. Kami langsung ditawari untuk makan terlebih dulu. Wow... nasi box nya enak.

Rombongan Yuli pun datang. setelah berbasa basi sejenak. Mas Bayu memperkenalkan Mas Eka sebagai rekan kerja selama tour di Derawan. Lengkap sudah ke delapan belas peserta: Tante Ester, Priscilla, Mia, Myra, Linda, Nartin, Sambi, Maryam, Yuli, Yuki, Vivi (Kakak Yuki), Tanti, Gatot, Lucky, Mas Koes, Kharisma, Elok. Ditambah Mas Bayu dan Mas Eka.

Bus melaju meninggalkan Bandara Juwata menuju Pelabuhan Tengkayu. Ketika sampai di pertigaan ada tulisan “Jadikan Tarakan The Little Singapore” ada kerinduan masyarakat Tarakan menjadikan Tarakan sebagai miniatur dari Singapore. Tidak memakan waktu lama untuk sampai di Pelabuhan Tengkayu, Ketika turun dari bus, panas menyengat. Kami menunggu speedboat yang akan membawa kami ke Derawan Island. Tak lupa narsis mengabadikan diri masing-masing di dermaga Tengkayu. Kami dibuat tertawa oleh suara mendayu-dayu dari pusat informasi, mbak yang menyampaikan informasi membaca dengan gaya bicara seperti pelakon-pelakon wayang orang... jadi geregetan and gemas sama suaranya hahaha... (J/bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar