Selasa, 25 Oktober 2011

Ombak adalah Temanku: Sebuah Catatan Perjalanan Panjang ke Karimunjawa, Jeparadise (3)


Hari ketiga di Karimunjawa, bangun pagi disambut hujan yang cukup deras. Wah bisa gagal nih explore ke empat tempat. Tapi syukurlah, hujan berhenti ketika kami akan berangkat. Hujan masih menyisakan angin yang sangat kencang. Jumlah kami sekarang menjadi 20 orang, Perjalanan kali ini tidak lagi memakai 2 kapal motor, hanya satu kapal tetapi lebih besar dari yang dipakai hari kemarin. Kami diwajibkan memakai pelampung sebagai penjaga keselamatan di air, keselamatan adalah hal yang utama. Kali ini explore ke bagian Timur pulau Karimunjawa.

Perjalanan ke Timur, membutuhkan waktu lebih lama dan lebih jauh dari spot-spot di bagian barat dan lebih menantang adrenalin karena harus beradu dengan angin Timur yang bertiup kencang dan ombak yang bergulung gulung tiada henti memainkan perasaan kami. Mas Moel kembali memberi nasihat “justru menantang arus dan angin lebih menyenangkan mas daripada mengikut arus dan dibawa angin. Seringkali kapal oleng dan tenggelam bukan karena melawan arus tapi mengikuti arus.” Di atas kapal inilah Mas Moel “berkotbah” untuk menjadikan angin, ombak bukan sebagai musuh tapi sebagai teman bermain. Makasih Mas Moel untuk “Kotbah” yang pendek tapi memberi pembelajaran yang dalam bagi kami semua. Walau masih ada sedikit rasa takut, tapi kami mulai menikmati ayunan gelombang. Kadang ada di puncak, kadang harus turun dihempaskan di lembah gelombang yang datang berarak-arak tiada henti.

Pulau Tengah, sudah nampak di depan mata. Perahu bersandar di dermaga. Kembali kami dimanjakan oleh keindahan pemandangan laut yang indah terhampar di depan mata. Di sekitar dermaga terumbu karang dan ikan-ikan kecil nampak berenang kian kemari. Perairannya sangat dangkal dan jernih, dihuni oleh berbagai macam jenis ikan-ikan. Sayang saya tidak ikut snorkeling di Pulau Tengah karena panas sekali! Padahal ikan-ikan di sini, kata teman-teman yang snorkeling lebih banyak jenisnya dan terumbu karangnya lebih bagus. Bahkan ada si “Nemo” (Clown Fish) ikan unyu-unyu berwarna oranye belang-belang putih yang selalu bersembunyi dan bermain-main dengan anemon laut yang beracun.
Pulau ini tidak terlalu luas. ada dua bangunan rumah milik perhutani. Bersama teman-teman yang tidak ikut snorkeling, kami mencoba jalan-jalan mengelilingi pulau, serasa pulau milik sendiri. Kami membayangkan, seolah-olah, menjadi orang yang terdampar di suatu pulau yang kosong dan ketika melihat kapal di kejauhan kami melambai-lambaikan tangan. Bahagianya bisa berkeliling pulau dengan pemandangan yang indah sejauh mata memandang. Kami bercengkerama dengan riangnya di pantai yang putih bersih.
Puas bermain di Pulau Tengah, kami melanjutkan ke pulau Cilik. Entah kenapa disebut pulau cilik? Dibandingkan dengan pulau tengah, pulau cilik lebih luas daratannya. Jarak antara pulau cilik dan pulau tengah tidak terlalu jauh. Begitu turun, kami melihat abang penjual kelapa muda. Tanpa berpikir panjang kami menyerbunya dan dalam sekejap kelapa muda langsung habis mengalir tak tersisa, airnya membasahi kerongkongan. Aktivitas yang kami lakukan di Pulau Cilik adalah makan siang dan bakar ikan serta bermain dan menimbuni dengan pasir seluruh tubuh Dhiko (anak Bandung) dengan pasir putih dengan segala atribut aneh diatasnya. Kami tertawa-tawa lepas melihat hasil karya kami yang lucu dan menyegarkan.

Ada lelucon yang menjadi bahan ledekan antar kami. Berhubung di hampir semua pulau tidak ada toilet, maka hamparan laut adalah toilet umum bagi kami. Jika ada teman yang tiba-tiba nyebur ke laut, kami selalu meledek “hayo mau ke toilet ya!” yang diledek pasti langsung tertawa lepas.

Karena sudah cukup lama beristirahat di pulau Cilik, perjalanan dilanjutkan dengan naik ke kapal. Tapi belum lama kapal berjalan, tiba-tiba nahkoda kapal membuang sauh tidak jauh dari pulau Cilik. Semua bertanya-tanya, ada apa gerangan kapal berhenti? Oh... ternyata! pantai di sekitar pulau cilik adalah spot snorkeling. Kenapa tidak dikasih tahu dari tadi, jadi bisa langsung terjun dan berenang dari daratan. Buru-buru kami memakai peralatan snorkeling. Wow... ternyata oh ternyata, terumbu karang di pulau Cilik sangat indah, dihuni oleh berbagai macam jenis ikan dan sangat luas area snorkelingnya. inilah puncak pencapaian snorkeling kami. Tak puas-puasnya menjelajahi area terumbu karang dan menghitung jenis ikan yang berwarna-warni.

Sesuai itinerary, spot berikutnya yang akan kami kunjungi adalah pulau Gosong Karang. Pulau ini hanya berupa gundukan pasir putih tak ada satupun tumbuhan. Daratannya tidak terlalu luas. Jika air pasang pulau tersebut akan tertutup air. Dan jika sedang tidak pasang akan muncul daratan yang putih bersih. Jika berfoto sendirian di gundukan pasir putih tersebut, anda kelihatan seperti makluk asing dari planet lain. Sayang kami melewatkan pulau Gosong karena sedang tertutup air. Beberapa kapal nampak mampir ke pulau tersebut.


Tempat terakhir yang kami kunjungi adalah tempat penangkaran hiu dan penyu. Area ini terletak di pulau Menjangan Besar, ada wisma apung sebagai tempat menginap. Hayo... berani nggak berenang bersama dengan hiu? Pertama memang ngeri di kolam yang tidak terlalu dalam itu berlalu lalang hiu, kura-kura dan ikan pari. Kami hanya berani memegang dan berfoto bersama kura-kura dan ikan pari. Ikan Hiunya bergerak sangat cepat dan tidak bisa dipegang. Ngeri juga!

Puas rasanya bisa menikmati keindahan laut Karimunjawa. Capek tapi ada kepuasan batin. Wajah kami yang dihari pertama masih bersih bersih. Sekarang sudah memerah bahkan menghitam. tidak apa-apa berganti kulit beberapa hari yang penting bisa menikmati dan mensyukuri keindahan ciptaan Tuhan di bawah air. Malam hari kami berburu cinderamata. Tidak tertarik untuk membeli, karena jenisnya terlalu sedikit dan harganya agak mahal. lebih banyak mengambil dari luar pulau dan bukan hasil kerajinan setempat.

Karimunjawa memang cocok untuk kegiatan berjemur bagi yang ingin menghitamkan kulit, menyelam atau diving bagi yang suka menyelam, snorkeling dan tentu saja memancing. Jetski dan banana boat juga tersedia.

Hanya dengan paket akomodasi Rp. 650,000.- jika rombongan anda kurang dari sepuluh dan Rp. 475,000.- jika rombongan anda lebih dari sepuluh orang. Anda akan bisa menikmati wisata 4 hari 3 malam tersebut dengan fasilitas: Tiket kapal KMP Muria kelas ekonomi (pulang - pergi), penginapan : guest house atau homestay (non-AC), 8x makan besar, 3x bakar ikan, makan siang di pulau wisata, 2x sewa perahu wisata (untuk 2 hari), 2x sewa peralatan snorkel (untuk 2 hari), transportasi selama kegiatan wisata di Karimunjawa, dokumentasi dengan kamera bawah air (untuk kegiatan bawah air tentunya), biaya masuk pulau, pemandu lokal yang berpengalaman.

Jadi kenapa anda harus menunda berwisata ke Karimunjawa? Segera agendakan!


Sedih rasanya harus berpisah dengan rekan-rekan backpacker yang sudah menjadi keluarga besar selama 4 hari 3 malam. Kami akan selalu merindukan kalian semua. Makasih Mas Bayu, Mas Kamid, Mas Moel dkk yang sudah memberikan pelayanan terbaik buat kami semua. (Selesai/J)

2 komentar:

  1. hai salam backpacker... saya kebetulan baru akan berangkat tgl 31 desember dengan agen sama mas bayu...
    heemm thank's ya ceritanya setidaknya bisa ada gambaran backpackeran sama mas bayu ^__^
    salam kenal nde-bayemz.blogspot.com

    BalasHapus
  2. Salam bacpacker juga, senang bisa berkenalan sesama backpacker semoga traveling ke Karimunjawanya menyenangkan juga. Ditunggu ceritanya di blog nya ya aku akan segera kunjungi he...

    BalasHapus