Senin, 14 Maret 2011

Sie Jin Kwie Kena Fitnah – Kepatuhan Yang Membawa Petaka


Menjadi orang patuh! Semua orang pasti menyukainya, tetapi jika kepatuhan tanpa diimbangi pertimbangan yang matang justru akan menjadi petaka.

Kepatuhan dan ketaatan kepada Raja junjungannya, Lisibin, hingga tanpa sadar Sie Jin Kwie dimanfaatkan oleh Bie Jin dan suaminya Litocong yang memiliki dendam kepada Jinkwie karena kematian saudara-saudaranya. Dibantu oleh pengurus rumah tangga mereka, Thiojin yang genit dan centil, mereka bertiga berusaha memerangkap dan memfitnahnya.

Adegan dimulai secara artistik dengan siluet seperti adegan pembuka pada wayang kulit. Beberapa gunungan berkelebat, cakramanggilingan berputar sebagai penanda berputarnya waktu. Sie Jin Kwie yang dulu hanya juru masak istana, kini sudah menjelma menjadi seorang Raja Muda berkat jasa-jasanya kepada kerajaan dengan mengalahkan jendral Kaesobun dalam perang Kolekok.

Panggung kemudian berganti ke Wayang Tavib, wayang Tavib adalah wayang yang tidak mengambil tokoh-tokoh dari Mahabarata ataupun Ramayana melainkan tokoh cerita kehidupan sehari-hari ditambah dengan bantuan multimedia, jadilah wayang dengan bayangan yang menakjubkan sekaligus berwarna. Kenapa disebut Tavib, karena yang menjadi dalang dan menciptakan wayang adalah Ki Tavib.

Dalang Tavib membawakan cerita dengan jenaka apalagi gamelan yang dipakai adalah gamelan mulut (jadi inget waktu kecil suka main wayang dengan gamelan dari mulut sendiri). Diceritakan Sie Jin Kwie disambut bak pahlawan setelah memenangkan perang Kolekok melawan Jendral Kaesobun. Sepulang dari perang, Jinkwie dilimpahi dengan banyak hadiah oleh Raja Lisibin, Kaisar Taizong dari Dinasti Tang dan diangkat menjadi Raja Muda. Lucunya sewaktu rancangan istana disodorkan kapada Jinkwie, yang muncul adalah rancangan gedung DPR yang baru dan rumah salah satu koruptor yang megah... (penonton pun tertawa lebar). Tentu saja Jinkwie menolak...

Sudah 12 tahun, Jinkwie (Rangga Riantiarno) meninggalkan istrinya Liukimhwa (Ratna Ully) dalam keadaan hamil di goa. Setelah tugas pengabdiannya kepada Raja selesai, kerinduan Jinkwie untuk menjenguk istrinya begitu menggebu. Dia pun pulang dan ingin membuat surprise, sekaligus menyamar dan menggoda serta menguji kesetiaan istrinya. Menjelang sampai di goa, Jinkwie melihat seorang anak laki-laki 12 tahunan yang sedang berburu memanah burung Belibis. Tanpa disadari seekor harimau siluman sedang mengancam jiwa anak tersebut. Panah Jinkwie berkelebat dan menancap di leher... harimau siluman lenyap ... anak laki-laki terjerembab dengan panah menancap di leher. Jinkwie kaget bukan kepalang, sebelum menyadari apa yang terjadi, seekor harimau hitam menyambar anak laki-laki itu dan membawanya terbang.
Jinkwie pun bertemu dengan sang istri yang ternyata masih setia menunggu kedatangannya. Dan alangkah kaget Jinkwie ketika mengetahui anak laki-laki yang terkena panah di leher adalah anaknya. Jinkwie memiliki dua anak kembar, laki-laki dan perempuan. (adegan pertemuan Jinkwie dan istrinya dilakukan dengan gerak-gerak wayang golek menak)

Kebahagiaan Jinkwie dan istrinya tidak berlangsung lama ketika surat perintah palsu – yang seolah-olah dari Kaisar - hasil rekayasa suami istri Thio Bie Jin (Sari Madjid) dan suaminya Litocong (Taufan S.) yang menghendaki Jinkwie ke Ibukota tanpa pengawal. Jinkwie yang polos, dan patuh kepada perintah kaisar dengan gampang percaya. Jinkwie masuk perangkap. Di perjamuan malam di rumah Litocong yang adalah paman raja, minuman Jinkwie dicampur ramuan racun oleh Thiojin (Salim Bungsu). Jinkwie pun terkapar tak sadarkan diri. Tidak mati hanya tertidur.

Mulailah suami istri ini merekayasa kasus (ga jaman dulu ga jaman sekarang selalu saja ada pembesar-pembesar yang sukanya merekayasa kasus). Kasus yang akan dituduhkan adalah Jinkwie dituduh memperkosa anaknya. Sayang anaknya tidak sepaham dengan orangtua, tuduhan memperkosa akan mempermalukan dirinya. Malang tak dapat ditolak anak Biejin dan Litocong justru mengambil jalan pintas, bunuh diri. Kematian anaknya membuat suami istri itu semakin dalam mendendam pada Jinkwie.
Rekayasa kasus yang dilakukan berhasil menjebloskan Jinkwie ke Penjara. Tuduhan yang dituduhkan memakai pasal berlapis, pemerkosaan dan pembunuhan. Oleh Kaisar, Jinkwie dijatuhi hukuman mati.

Sahabat-sahabat Jinkwie tak tinggal diam dan berusaha membela, namun sia-sia putusan sudah dijatuhkan. Bagaimana nasib Jinkwie selanjutnya? Mampukah sahabat-sahabatnya membebaskannya dari segala tuduhan?

Nasib Jinkwie, mengingatkan saya pada tokoh Yusuf dalam cerita Alkitab, Yusuf teraniaya oleh saudara-saudaranya sendiri, dimasukkan ke sumur, di jual, difitnah dan dituduh memperkosa majikan yang membuatnya di penjara. Tapi dari manusia yang teraniaya, Yusuf menjelma menjadi Raja Muda di Mesir.

Sie Jin Kwie kena fitnah, adalah produksi ke 122 sebagai hadiah ulang tahun Teater Koma yang ke-34. Teater Koma berdiri 1 Maret 1977.

Dibandingkan dengan Sie Jin Kwie (1) yang dipentaskan tahun 2010, pentas kali ini jauh lebih runtut dalam bercerita. Desain panggung dan busananya terlihat lebih wah dan memukau, ditambah pencahayaan yang memikat menambah keindahan panggung. Koreografi tari pun memberi warna dan nuansa yang berbeda. Sekalipun Anda duduk dan menonton selama 4 jam diselingi jeda 20 menit anda tak akan rugi, karena Teater Koma selalu memberikan seni pertunjukan yang lengkap, ada tari, nyanyi, humor semuanya diramu dalam satu tontonan yang mengagumkan. Ayo sana buruan nonton! (J)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar