Rabu, 09 Maret 2011

Khon, Wayang Orang Rasa Thailand


Jika Indonesia memiliki seni pertunjukan wayang orang, maka Thailand memiliki Khon Seni Topeng yang menyerupai wayang orang.

Entah pertunjukan mana yang terispirasi mengingat ada banyak kemiripan antara wayang orang dan Khon baik dari segi busana maupun tarian, apalagi dramaturginya pun mengambil setting cerita yang sama, Ramakien (Ramayana). Saking mendalamnya bangsa Thai mendalami cerita Ramayana, bangsa Thailand menganggap cerita Ramayana tempat kejadiannya di Thailand. Disana ada bekas kerajaan Ayutthaya (Ayodhya) tempat tinggal Rama, tokoh sentral dari cerita Ramayana.

Cerita dari Drama Tari Topeng 'Khon' adalah bentuk tertinggi dari enam drama tari tradisional Thailand.

Sama seperti Wayang Orang, dalam drama Khon juga memiliki dua karakter yakni sisi baik dan sisi jahat. sisi baik diwakili oleh Rama dan saudaranya Laksmana berbusana pakaian ala ksatria berwarna perak dengan bahu ada hiasan melengkung seperti tanduk. Mahkota yang dikenakan mirip hiasan-hiasan candi yang ada di Thailand, meruncing ke atas menyerupai stupa. Yang membedakan sisi baik dan sisi jahat adalah pada mahkota dan pemakaian topeng Khon. Sisi jahat mahkotanya bergambar dua kepala raksasa yang bermuka hitam menyerupai topeng yang dikenakan pemainnya, serta memakai Khon (topeng).

Gamelan atau musik pengiring dalam drama Khon terdiri dari dua buah gamelan yang mirip gambang dalam gamelan Jawa dan satu yang menyerupai Bonang hanya bentuknya melingkar, satu gendang dan satu alat gesek mirip rebab dan alat tiup mirip seruling. Dan dua dalang, pria dan wanita yang menjadi penyampai cerita dan dialog. Suara dalang mendayu-dayu seperti seorang pendeta yang sedang merapalkan mantra.

Drama Khon hanya mengambil cerita dari “Ramakien” atau Ramayana. Cerita diawali ketika Rama, Laksmana dan Sinta sedang bercengkerama di hutan dandaka dan digoda oleh kijang emas yang ternyata penjelmaan dari raksasa Kota Longka (Alengka). Sinta diculik oleh Thotsakan (Rahwana) yang menjelma sebagai seorang pertapa miskin. Hanya dalam cerita versi Thai ini tidak ada Jatayu (burung raksasa) yang berusaha merebut Sinta dari tangan Rahwana (berarti orang Indonesia kreatif dalam meramu, membumbui cerita). Rama dibantu Hanoman dan pasukan kera menyerbu Alengka dan merebut kembali Sinta.

Dibandingkan dengan Khon, wayang orang yang pentas di Prambanan lebih bagus dari segi koreografi dan adegan perangnya. Tapi tidak salah kan menyaksikan wayang orang rasa Thailand sebagai khasanah pemahaman akan dunia seni. (J)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar