Minggu, 23 Oktober 2011

Ombak adalah Temanku: Sebuah Catatan Perjalanan Panjang ke Karimunjawa, Jeparadise (1)

“Ombak adalah temanku” Kata ini mengiang-ngiang di telinga, karena diucapkan ketika kapal yang kami tumpangi sedang membelah laut di Karimunjawa. Kami benar-benar ketakutan! ombak yang begitu besar mengayun-ayun menghantam depan belakang, kiri kanan badan kapal, bagai hendak menelan dan menenggelamkan kapal kecil yang kami tumpangi. semua berteriak teriak terlebih teman-teman wanita.

Dalam ketakutan dan kepanikan seperti itu ada sebuah kata penghiburan dari mas Moel yang menjadi tour guide kami, yang sedari tadi malah senyum-senyum dan mentertawakan roman muka kami yang ketakutan, perawakannya kecil, wajah dan badannya menghitam terbakar matahari karena hampir tiap hari berjemur dengan panas untuk mengantar turis-turis lokal maupun mancanegara. “ombak adalah temanku,” Kata-kata ini menemui maknanya ketika kami terombang ambing di lautan lepas dan hendak “ditenggelamkan” oleh ganasnya alam yang memiliki kekuatan maha dahsyat, dan kita manusia bagai makluk kecil yang tiada berdaya. Bagi kami ombak adalah ancaman, tapi bagi nelayan dan tour guide seperti mas Moel ombak adalah halaman belakang dan teman bermain sehari-hari.

Bagai mantra, kata-kata Mas Moel ini saya terapkan. Saya mencoba untuk menjadikan ombak yang sedang ber ‘konspirasi’ dengan angin Timur sebagai ‘teman’ dan tidak menganggapnya sebagai lawan atau ancaman. Hasilnya mujarab, saya menjadi tenang dan menikmati perjalanan. Mulai mengamati datangnya ombak dari depan, dari samping kiri dan kanan dan mulai menyesuaikan ayunannya dan bahagia ketika cipratan air laut menyapa dan membaptis muka. Perjalanan menjadi menyenangkan karena ombak yang ganas itu sudah menjadi teman akrab bagai bermain-main ayunan kora-kora di dunia fantasi.

Kepulauan Karimunjawa Sebuah destinasi wisata yang mulai banyak dikunjungi wisatawan dari dalam dan luar negeri karena menjanjikan pemandangan bawah air dan pantai berpasir putih yang mengagumkan. Terletak di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, + 83 km dari kota Jepara menuju arah utara. Merupakan kepulauan yang ditetapkan sebagai Taman Nasional Laut Karimunjawa. Dengan pulau berjumlah 27 buah, namun yang berpenghuni hanya 5 buah. yaitu Karimunjawa, Kemujan, Parang, Nyamuk dan Genting.

Perjalanan dari Jakarta ke Jepara bisa ditempuh dengan bus Nusantara dari Grogol dengan ongkos 115.000 untuk bus eksekutif dan 175.000 untuk supereksekutif (tarif bus sewaktu saya pergi). Juga bisa menggunakan kereta api bisnis dengan ongkos 115.000 s/d 125.000 dan 220.000-250.000 dengan Kereta Argo. Karena mencoba backpackeran kami putuskan naik kereta bisnis. Dari Stasiun Senen, perjalanan panjang kami, dimulai.

Karimunjawa banyak orang yang belum mengenalnya, termasuk saya. Saya mengenal kepulauan ini melalui browsing di internet. Sebenarnya tidak untuk mencari nama kepulauan itu melainkan mencari kata “backpacker”. Diantara sekian kata yang muncul adalah facebook karimunjawa.backpacker. Dari situ saya melihat, keindahan dan keeksotisan kepulauan karimunjawa. Kontak dengan mas Bayu EO cekeran manajemen sekaligus pengelola facebook pun intens dilakukan baik via email facebook maupun via sms. Deal tanggal keberangkatan pun dibuat yakni tanggal 26-29 Juni 2011 setelah gagal berangkat di tanggal 14 – 17 Mei 2011.

Kereta Api Bisnis jurusan Jakarta (Senen) – Semarang (Tawang) pun kami pesan. Hari Sabtu, 25 Juni 2011, jam 19.30, kereta berangkat. Karena weekend kereta dipenuhi oleh penumpang, yang tidak kebagian tempat duduk memenuhi lorong-lorong kereta. Asyiknya naik kereta ekonomi atau bisnis adalah saat sampai dan berhenti di stasiun tertentu selalu diramaikan oleh penjual-penjual yang menjajakan air minum, rokok dan makanan. Aqua... aqua... rokok... rokok... jahe anget... jahe anget... bersahut-sahutan memenuhi ruangan kereta dengan suara khas masing-masing. Sungguh merdu didengar di tengah suasana malam yang semakin larut.

Kira-kira jam 03.30 kereta pun sampai di Stasiun Tawang Semarang, masih terlalu pagi. Tapi perjalanan harus terus berlanjut. Sesampai di pintu keluar, kami menawar taksi menuju ke dermaga Kartini, Jepara. Ongkos dari stasiun Tawang ke Jepara adalah tarif resmi jadi tidak memakai argo, dipatok seharga Rp. 260,000.- kami pun meluncur ke Jepara. Sepagi itu Semarang sudah menggeliat dengan hilir mudiknya pedagang dengan truk dan kendaraan-kendaraan bak terbuka menuju ke pusat-pusat ekonomi.

“Dear all, besok pagi saya sudah standby di dermaga Jepara dari jam 6 pagi di warung makan bu Bambang (x-banner Karimunjawa for Backpacker). Tiket bisa diambil di saya. Kapal berangkat jam 9. Makin pagi datang makin baik agar dapat tempat duduk di kapal. Pastikan sudah sarapan dan membawa bekal makan siang. Tks.” Pesan sms dari Mas Bayu saya terima. Kira-kira jam 06.00 taksi pun tiba di Dermaga Jepara.

Setelah membayar taksi, kami pun mencari petunjuk sesuai sms. Mas Bayu ditemani mas Kamid, menyambut dengan senyum yang mengembang. Setelah mendapat tiket, kami pun membeli sarapan di warung bu Bambang dengan nasi sayur dan telur dadar ditambah segelas teh manis panas membuat tubuh menjadi segar kembali. Banyak sekali rombongan yang datang silih berganti.Tiket kapal KMP Muria untuk kelas ekonomi Rp. 30,500,- dan Rp. 80,000,- per orang untuk bisnis AC dengan waktu tempuh 6 jam. Untuk mencapai Karimunjawa bisa di tempuh juga dengan kapal cepat KMP Kartini dari Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, tiket bisnis AC Rp. 130,000,- dan Rp. 150,000.- untuk tiket eksekutif dengan waktu tempuh 3 jam. Hanya anda harus memesan tiket jauh-jauh hari, karena tiket biasanya sudah dipesan oleh agen-agen perjalanan. (Bersambung ke tulisan kedua/J)

1 komentar:

  1. bagi yg ingin berwiata k teluk Banten ..ke pulau lima ,pulau empat,pulau tiga ,dan pulau tunda hub Andi cp 08777 1803 851

    BalasHapus