Selasa, 28 April 2009

Batu Cinta di Situ Patenggang


Kami melanjutkan perjalanan ke Situ Patenggang. Dari Kawah Putih menuju ke Situ Patenggang berjarak 5 km saja. Ingat jangan tidur sepanjang jalan, mata anda akan dibasuh oleh lukisan alam ciptaan Tuhan yang menakjubkan. Kebon teh yang terpangkas rapi diseling dedaunan yang berwarna-warni, sunyi hanya suara angin yang berbisik, suara halimun yang membuai gemericik air.

Berada pada ketinggian sekitar 1600 m dari permukaan laut, Situ Patenggang memiliki panorama yang memikat. Hamparan hijau kebun teh laksana karpet alam, ditambah lagi dengan udara yang dingin dan bersih serta matahari yang hangat, memberi kesan damai dan ketenangan sendiri bagi pengunjungnya. Dari pinggir jalan menuju lokasi yang tenang, nampak sebuah danau berada dibalik perkebunan teh diantara sela-sela pepohonan yang menjulang tinggi. Situ Patenggang tersenyum ramah menyapa kami.

Danau Patenggang atau lebih dikenal dengan nama Situ Patenggang oleh masyarakat setempat, menempati areal seluas 150 Ha. Dulunya kawasan ini merupakan kawasan cagar alam atau taman nasional, namun pada tahun 1981 telah resmi berubah menjadi sebuah taman wisata.
Untuk menikmati objek wisata ini terdapat fasilitas perahu yang bisa disewa untuk mengelilingi sebuah pulau kecil yang berada dibagian tengah danau yang bernama Pulau Sasuka. Pulau ini tampak rindang dengan banyaknya pohon-pohon tinggi yang tumbuh didalamnya. Menyewa perahu anda dikenai tarif 4 sampai 10 ribu rupiah, jika anda pandai menawar mungkin anda akan mendapatkan harga yang lebih murah. Perahu yang tersedia cukup banyak jumlahnya, dan dalam kondisi yang bagus atau terawat dan kelihatan masih baru. Warna perahu yang cerah cukup kontras atau menyolok sekali dengan lingkungan sekitarnya yang didominasi warna hijau. Fasilitas sarana transportasi air yang disewakan di tempat ini berupa penyewaan perahu dayung, perahu boat dan sepeda air dengan harga yang masih bisa dinegosiasikan dengan pemiliknya.

Terdapat pula fasilitas gazebo maupun tempat-tempat duduk tanpa atap yang terbuat dari semen untuk keperluan menikmati panorama sekitar dari tepi danau. Urusan makananpun bukanlah suatu hal yang sulit dikarenakan banyaknya warung penjual makanan yang berderet dekat dengan areal parkir.

Situ Patenggang berawal dari istilah Sunda yaitu Pateangan yang artinya saling mencari. Masyarakat di daerah sekitar bermitos bahwa dahulu kala putra prabu Siliwangi yang bernama Ki Santang jatuh cinta pada Dewi Rengganis, namun cinta keduanya terpisah sekian lamanya karena perang. Cinta yang mendalam membuat keduanya saling merindu, mereka saling mencari dan akhirnya mereka bertemu di sebuah tempat yang sekarang terkenal dengan nama Batu Cinta.

Dewi Rengganis kemudian minta dibuatkan danau dan sebuah perahu untuk berlayar bersama. Perahu tersebut kini dipercaya menjadi sebuah pulau yang berbentuk hati dan disebut sebagai Pulau Sasuka (Pulau Asmara). Konon kabarnya jika kita singgah ke Batu Cinta dan mengelilingi pulau asmara, kita akan mendapati cinta abadi seperti mereka. Jika candi Prambanan memiliki mitos “jangan membawa pasangan atau pacar ke prambanan, karena akan putus terkena kutukan cinta Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang.” Maka sebaiknya anda membawa pasangan anda untuk berperahu bersama mengelilingi pulau asmara dan singgahlah di batu cinta (suit..suitt… so romantic). Cepet-cepet ajak kekasih anda ke Situ Patenggang biar langgeng tuh hubungan cintanya …. Dan jangan lupa untuk jepret-jepret di batu cinta, lambang keabadian cinta. Duh ada-ada saja ya orangtua kita dulu mengarang cerita. (J)

1 komentar:

  1. Wow,so cool!Wonderful blog.Coming to your blog We are very pleased to.
    Nice to meet you.We upload something about the works to the blog.
    We invite you to our blog.Look forward to your visit.Happy every day!

    BalasHapus