Rabu, 29 April 2009

Floating Market dan Chatuchak Weekend Market

Pagi-pagi mobil yang kami sewa sudah datang. Kami pun sudah siap berangkat. Mobil penjemput Ibu Titin juga sudah datang. Ibu Titin, Melinda dan Monica akan memisahkan diri dari rombongan karena akan ke pantai Pattaya. Sedangkan kami rombongan besar akan wisata ke Damnoen Saduak Floating Market (pasar terapung), kira-kira 2 jam perjalanan dari Bangkok.


Kami tiba di suatu desa yang banyak pohon kelapanya. Sebelum berangkat naik sampan bermotor, kami minum kelapa muda, duh segarnya. Kami menyewa dua perahu. Perahu melaju dengan cepat di kanal-kanal berair kotor. Kanal-kanal ini sebenarnya tidak terlalu lebar kira-kira 2 - 3 meteran dengan kedalaman yang sama. Sebentar-bentar sampan berhenti karena baling-baling tersangkut sampah plastik. Pertama ngeri juga ngebut di kanal-kanal yang sempit apalagi kalau ada tikungan wow seram! Takut menabrak batu di pinggir-pinggir. Di pinggir-pinggir kanal, banyak orang yang berjualan souvenir dari tas hingga kerajinan khas Thai. Pesan saya, sebaiknya tidak beli apa-apa di sini sebab harga yang dipatok dua kali lipat dari harga di pusat-pusat perbelanjaan. Sebaiknya kalau di sini beli saja buah-buahan yang segar-segar, harganya juga murah meriah. Sampan semakin berjalan jauh hingga mendekati finish. Nah menjelang akhir, perahu semakin banyak bahkan saling bersenggolan dan bertabrakan berebut jalan dengan perahu lain. Akhirnya kami sampai di pasar. Banyak sekali yang berjualan di sini. Floating Market ini di mulai dari jam 8 dan berakhir tengah hari. Jadi kalau ke sini sebaiknya pagi-pagi hari.

Dari Damnoen Saduak perjalanan di lanjutkan ke Chatuchak Weekend Market, yang hanya buka Sabtu-Minggu di Chatuchak Park, tak jauh dari Central Plaza Hotel. Di sini, tersedia segala macam barang yang ada di planet bumi. Sebelum melanjutkan ke sana, kami makan siang di tepi sungai yang banyak ikannya. Di sini kami bertemu dengan Bapak Supeno Rachman dan Tante Tuty yang mentraktir Durian. Lagi-lagi kami makan makanan Thai yang asam sekali dan membuat nafsu makan langsung drop. Udang yang besar-besar kembali tersaji, hanya sayang sambel and saosnya tidak enak (terbayang saos and sambel seafood di kemanggisan yang yummy punya). Untung ada B2 bakar yang membuat nafsu makan kami langsung bangkit kembali.

Chatuchak Weekend Market adalah pasar yang menjual aneka barang dari pakaian hingga karya-karya seni khas Thai, harganya murah-murah asal berani menawar saja. Mungkin seperti pasar Sukowati di Bali. Tak jauh dari pasar juga ada JJ mall (ini bukan mal milik saya loh he…) yang menjual barang dengan harga murah-murah. Sebaiknya kalau beli kaos, beli saja di mal tidak usah menawar dan harganya juga ga jauh beda.

Wisata belanja kami hari ini di akhiri di MBK (MahBoonKrong/ Mabunkrong) di Pathumwan (Rama I Rd), (katanya sih mal favorit tempat nongkrongnya orang Indonesia) dikelilingi oleh mal-mal lain antara lain Siam Center, Siam Discovery dan Siam Square yang kini terkenal sebagai pusat kreatif anak muda. Tak jauh dari sana, berdirilah mal terbesar Bangkok, SIAM PARAGON. Di MBK kami hanya membeli jajanan khas Thai untuk oleh-oleh.

Hari Minggu, 19 Agustus 2007, sopir kami yang orang Thai, mengajak kami ke gereja. Kami tidak mau, bukan karena tidak ingin berbakti tapi kendala bahasa dan tulisan Thai yang tidak kami pahami. Pagi itu kembali sopir kami memimpin doa dalam bahasa Thai. Entah apa yang di doakan kami tidak tahu yang kami tahu cuma amin nya saja he… (mungkin doanya, Ya Tuhan jangan biarkan anak-anak ini ke Patpong.) dan kami mengamini saja, sehingga malam harinya kami putar-putar dan tidak menemukan Patpong dimana. (Ssttt.. jangan bilang siapa-siapa ya, kalau kami mau ke Patpong he…).

Pagi hari kami ke Grand Palace, merupakan tempat Emerald Buddha, dan istana Raja. Terdiri dari berbagai macam bangunan yang sangat luas dengan arsitektur yang mengagumkan. Cuaca hari itu panas sekali sehingga saking panasnya, kami tidak bisa menikmati semua bangunan. Di dekat Grand Palace, terdapat kuil Wat Pho yang dibangun di tahun 1688 ini sebagai tempat Reclining Buddha. Patung berlapis emas ini panjangnya 46 meter dan setinggi 15 meter, sedangkan mata dan kakinya dilapisi oleh kerang mutiara. Setelah makan kami kembali ke tepi sungai Chao Phraya untuk menyeberang menuju Wat Arun (Temple of Dawn). Salah satu lambang kota Bangkok yang terkenal ini berada di tepi sungai Chao Phraya, dan memantulkan cahaya yang sangat indah karena dilapisi porselen. Saya, Rudy Pak Manalu dan Pak Nyoman naik hingga ke puncak yang tangganya terjal sekali dan melihat Bangkok dari atas sungguh mengasyikkan. Di sini kami bertemu dengan orang-orang Indonesia yang juga sedang berlibur.

Malamnya kami ke Suan Lung Night Bazar dan diakhiri ke Patpong. Entah pura-pura tidak tahu atau di sengaja, sopir kami tidak menemukan Patpong (tempat wisata malam di Bangkok yang terkenal dengan wanita-wanita erotisnya). Padahal Patpong ber -seberangan dengan Suan Lung Night Bazar. Patpong oh patpong he…

Akhirnya tour rame-rame kami berakhir. Dari Thai kami terbang ke Singapura, menyeberang ke Batam dan menginap semalam di Batam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar