Selasa, 28 April 2009

SENJA DI CHAO PHRAYA (2)


Cuaca Singapura pagi itu tidak bersahabat karena mendung dan ketika kami meninggalkan apartemen untuk naik MRT, di sambut dengan hujan deras sehingga kami harus berteduh beberapa saat. Jarak dari apartemen ke stasiun MRT ternyata lumayan jauh juga. Dan ketika MRT datang kami pun naik menuju ke bandara Changi untuk melanjutkan perjalanan ke Thailand. Bandara Changi adalah bandara yang besar dan komplet, bersih dan teratur. Kami menunggu lumayan lama juga di Bandara, sehingga dapat meluangkan waktu untuk melihat-lihat gerai-gerai di Bandara. Pesawat berangkat jam 10.55 namun antrian untuk terbang ternyata lama, dikarenakan padatnya lalu lintas udara. Ketika pesawat mengudara kami pun senang terbayang di depan mata Thailand yang hmm.... hmm....


Thailand adalah sebuah kerajaan. Menurut kamus Wikipedia Kerajaan Thailand (nama resmi: ราชอาณาจักรไทย Ratcha Anachak Thai; juga Prathēt Thai), kadangkala juga disebut Mueang Thai. Thailand dahulu dikenal sebagai Siam sampai tanggal 11 Mei 1949. Kata "Thai" (ไทย) berarti "kebebasan" dalam bahasa Thailand, namun juga dapat merujuk kepada suku Thai, sehingga menyebabkan nama Siam masih digunakan di kalangan orang Thai terutama kaum minoritas Tionghoa.


Thailand adalah tempat yang sangat eksotis disamping terkenal dengan keramahan penduduknya juga tak kalah menarik adalah budaya, alam, surga belanja dan terkenal dengan hiburan malamnya. Pesawat mendarat di bandara Suvarnabhumi. Bandara ini dibuka dan diresmikan pada tanggal 28 September 2006.


Sungguh! bandara ini sangat besar melebihi bandara Changi Singapura. Arsitekturnya sangat artistik dan bernuansa budaya tradisional Thai.
Di Asia, bandara ini juga menjadi bandara tersibuk keempat di bawah Bandara Internasional Haneda, Bandara Internasional Beijing dan Bandara Internasional Hong Kong. Bandara ini terletak di Racha Thewa, di distrik Bang Phli, provinsi Samut Prakan, sekitar 25 kilometer sebelah timur Bangkok. Nama Suvarnabhumi dipilih oleh Raja Bhumibol Adulyadej yang artinya tanah emas. Bandara ini mempunyai menara kontrol dengan tinggi 132,2 meter, menjadikannya sebagai bandara dengan menara kontrol tertinggi di dunia. Luas terminal bandara (563.000 meter persegi) juga menjadikannya sebagai bandara yang mempunyai luas terminal tunggal ke dua di dunia di bawah Bandara Internasional Hong Kong. (Wikipedia)


Jam 12.30 an (waktu Jakarta sama dengan waktu di Bangkok) kami sampai di Bandara Suvarnabhumi dan setelah mengantri di imigrasi, kami pun makan di bandara. Keluar dari bandara kami menyewa taksi untuk menuju ke Bangkok. Kami menginap di KT Guest House di Suttisarn Road Din Daeng, Bangkok. Sungguh perjalanan yang melelahkan karena Bangkok tidak jauh beda dengan Jakarta macetnya ampun. Ketika sampai di penginapan langsung terbayang ranjang empuk yang akan segera membelaiku dan membawaku terbang ke alam tidur. Pembagian kamar, saya satu kamar dengan Pak Nyoman.


Hari Jumat, 17 Agustus 2007 adalah hari Kemerdekaan Indonesia. Hari ini di isi dengan acara tunggal yakni makan malam di atas Perahu menyusuri sungai Chao Phraya atau lebih kerennya Loy Nava Dinner Cruises. Jam 4 sore kami di jemput menuju tempat dinner cruises. Dan ketika sampai di tepi sungai Chao Phraya disambut oleh laki-laki yang berpakaian khas Thai bercelana kuning dan berbaju putih. Agak lama juga kami menunggu di tepi sungai karena jam setengah enaman perahu tradisional Loy Nava baru datang. Loy Nava adalah perahu milik seorang Portugal yang sudah puluhan tahun lebih tinggal dan menetap di Thailand.
Sebenarnya jika anda ingin suasana makan malam yang romantis anda dapat bersantai, santap malam Dinner Cruise di Chao Phraya Princess bagi yang suka kapal mewah atau Loy Nava bagi yang suka kapal antik tradisional, pasti berkesan! Dua-duanya romantis dan dilengkapi show (ups jangan berpikir ngeres dulu, show nya tarian tradisional Thai). Malam itu kami menjadi orang-orang kaya sejenak dan melupakan kepenatan di Jakarta. Menyusuri sungai Chao Phraya di senja hari, sungguh mengasyikkan. Kami menempati dua meja besar untuk 17 orang.
Setelah menjemput kami, Loy Nava menjemput rombongan turis barat yang banyaknya sebanding dengan rombongan kami. Kami menyusuri sungai dari Sathorn Bridge di Utara hingga Krung Thon Bridge di Selatan. Melewati kira-kira 33 item bangunan/ tempat wisata menarik di tepi sungai Chao Phraya. Kami juga melewati jembatan Rama III yang bagus dan keren mirip jembatan Ampera Di Palembang.


Ketika makanan pembuka datang semburat senja menghampiri. Para malaikat sedang melukis senja sehingga perjalanan kami semakin mengasyikkan. Beberapa hidangan yang kami cicipi antara lain Kai Ho Bai Toei (ayam bungkus daun), Thotman Plakrai atau Thotman Kung (ikan atau udang goreng ala Thai), berbagai jenis Yum (selada Thai), dan aneka jenis Tomyan (sup asam manis). Kue-kue mungil dan lezat ala Thai juga enak. Cuma ada beberapa makanan khas Thai yang tidak pas di lidah karena rasanya yang asam. Udangnya sih gede-gede banget hanya sayang sambel/saus nya kurang pas di lidah saya. Ga tahu kalau yang lain. Selama kami makan, kami juga disuguhi dua tarian khas Thai. Ketika sedang menari, turis dari Delima berebut berphoto bersama dengan penari dan menari bersama. Pak Manalu, Pak Nyoman, Mia dan Rudy (serasa menari tor-tor nih) sangat antusias mengikuti tarian. Malam semakin larut, pemandangan kerlap-kerlip lampu begitu mempesona, tak terasa sudah jam delapan malam. Kami harus mengakhiri petualangan di Chao Phraya dan kembali ke penginapan. Duh malam pertama yang meng-asyikkan dan penuh kesan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar